Awalnya Kekeh Kejar Passion, Tapi Malah Kecebur 2 Kali jadi "Mimin"


source: pinterest

Kerja jadi seorang admin di media sosial awalnya tak pernah terbayang di pikiranku. Kecemplung bisa di bilang jadi awal mula media sosial akhirnya jadi ladang penghasilan untukku tiap bulannya.

Niat hati ingin bekerja sesuai dengan passion aku, menulis. Aku malah 'dicemplungkan' oleh bosku saat itu, untuk mengurus media sosial. Maklum saja, bekerja di kantor start up memang mengharuskan aku saat itu untuk bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus.

Tahun 2013, pekerja media sosial belum sepopuler sekarang. Kala itu ketika aku jawab pekerjaanku  sebagai media sosial, masih banyak teman atau saudara yang mempertanyakan apa pekerjaanku. Tak jarang mereka bilang:

"Kerjanya ngapain sih?" atau "Enak ya kerjanya cuma bukan media sosial, main medsos tiap hari, eh dibayar pula tiap bulan." atau "Cuma posting-posting doang gitu di medsos di bayar loh."

Jadi pekerja media sosial bukan hal yang mudah untuk aku. Ilmu soal media sosial jelas tak pernah aku temukan di bangku pendidikan formal. Dari mulai bagaimana mencari konten yang menarik untuk diposting, wording apa yang pas untuk konten tersebut, dan bagaimana konten tersebut mau diklik oleh orang-orang. Itu semua aku pelajari sambil aku mengerjakan pekerjaanku. Ya bahasa bekennya "Learning by doing."

Singkat cerita, sekitar tahun 2015 aku pindah kerja. Tak jauh beda, awalnya aku pindah kerja pun tetap karena masih ingin mengejar passion-ku menulis (copy writer/jurnalis). Tapi nyatanya bosku di kantor baru pun "menjerumuskan" aku untuk lebih dalam nyemplung jadi pekerja media sosial.

Beruntungnya, kali ini aku terjurumus pada lubang yang dalam dan benar "salurannya". Bagaimana tidak, di sini aku bertemu dengan teman-teman yang memang masih belajar juga soal media sosial. Kami sama-sama belajar, sama-sama berbagi ilmu soal media sosial, sama-sama mengembangkan akun media sosial salah satu media yang memang baru muncul di Indonesia.

Bukan cuma itu, bersama mereka aku makin memahami konten seperti apa yang menarik untuk pangsa pembaca media sosial. Baik dalam segi klik ke website maupun segi interaksinya di media sosial. Bagaimana perana media sosial dalam pengembangan media online.

Seruuu! Seiring berjalannya waktu aku malah makin menikmati pekerjaan ini. Pekerja media sosial yang kerap warganet sapa sebagai "mimin".

Di sinilah, titik balik aku memaknai passion menulisku yang tak hanya bisa aku gunakan untuk satu bidang pekerjaan. tapi banyak bidang pekerjaan yang bisa jadi saluran aku untuk "bermain dengan kata".

Bagaimana tidak, melalui caption yang aku buat, aku harus bisa mempengaruhi netizen untuk click link yang aku bagikan. Atau mungkin melalui caption itu aku harus bisa mengajak netizen berinteraksi. Baik dalam bentuk komentar, reaction, atau membagikan kembali posting-an tersebut di halaman facebooknya. Aku pun harus tahu, mana konten berita yang harus di share dan menarik untuk warganet yang menjadi pengikut di akun media sosial itu.

Tak cukup sampai di situ. "Mimin" pun dituntut untuk terus mengikuti perkembangan setiap platform media sosial yang ada kini. Karena bisa jadi hari ini A, besok bisa berubah jadi B. Semuanya yang terjadi di media sosial memang dinamis. Hal itu bermanfaat untuk "mimin" mengembangkan akun media sosial yang dikelolanya.

Ternyata tugas "mimin" tak semudah orang bilang. Bukan hanya sekadar main media sosial setiap hari, posting artikel di media sosial, lalu tugas mimin selesai sampai di situ dan dapat gaji tiap bulannya loh.

Belum lagi, ketika "si mimin" harus terima hujatan yang sekonyong-konyong datang dari netizen. Bagaimana rasanya kalau "mimin" dikatain kafir, "mimin"nya mau dibunuh, "mimin" pendukung salah satu pihak, atau bahkan "mimin" dikatain bego gak punya otak?

Aku bakal share itu di tulisan aku selanjutanya ya, teman-teman! See yaa... :)








Komentar

  1. Min.. Sehat? http://blogcil.com/08/2017/pahlawan-pemberantas-wannacry-ditangkap-fbi/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Catering, Vendor Pernikahan All in One Service Dibawah 100jt di Bogor

Rekomendasi Gedung Pernikahan: SEAMEO Biotrop, Bogor

Apa Saja Isi Kotak Seserahan dan Berapa Budgetnya?